Apa yang pertama kali ada di benak Anda ketika mendengar kata 'PAJAK'?

Selasa, 09 November 2010

Nyolong...

"Kita semua nyolong....." Kalimat tsb terucap bos saat meeting dg emosi.

Ketika aq protes saat anggota teamku diambil untuk promosi lebih tinggi, dengan 'mengorbankan' teamku yg sudah mulai solid, dg bilang "Bos, mau dibawa kemana divisiku?"

Aq 10 tahun jadi keeper, sementara 2 tahun lalu salah satu anggota teamku dapat promosi, kini satu lagi promosi lagi....

"Divisimu tidak dibawa kemana-mana...." Aq protes "Lalu usulan promosiku dulu dimana..." Dia timpali lagi "Itu aq ndak tahu, atasan yg buat..." Aq ingatkan bahwa divisi ini mengapa tidak dianggap penting, apa para bos tidak menyadari itu...

Dengan emosi berucap "Kita semua nyolong...Klo masuk penjara, kita juga masuk. Paling banter dipecat. Ini bukan bukan dosa, hanya langgar aturan negara....dllll"

Dalam hatiku "Aq pernah nyolong apa...Klo aq nyolong, sdh dapet apa...Si Bos mungkin sudah dapat colongan besar ya..."

Tuduhan yg menyesakkan dada untuk kultur orang yg seperti aq....

Suatu saat aq tidak tetap jadi keeper dari divisi kebohongan ini terus....Akan aku buktikan: Aq belajar yg bener, tahu juga yg tidak bener. Klo diajak berpraktek yg tidak bener, aq bisa jauh lebih tahu caranya drpd sekedar ecek-ecek ini...

Namun aq kurang sreg dengan tidak bener ini...Nuraniku belum bisa...Aq pasti bisa menjaga nurani untuk tidak terbeli...

Bersama TUHAN aq cakap mengadapinya...

Kamis, 04 November 2010

SOS Ubaya

SOS itu biasa dipakai kapal yg minta tolong kala kena masalah, seperti terhempas ombak, mesin mati, atau lainnya. Sbg warga Ubaya, walau bukan nahkoda, nuraniku terpanggil untuk memberi isyarat SOS, karena kondisi terakhir seperti kapal yg kena masalah. Kondisi ini meletus menjelang suksesi pimpinan yg mulai dihelat Desember depan. Mei harus sudah ada pimpinan baru.

17 tahun berada disini sepertinya sudah paham betul budaya organisasi disini. Berubah banget. 10 tahun terakhir banyak diisi oleh pimpinan tanpa hati & tanpa etika organisasi. Dg seenaknya mengangkat org baru tanpa tahu sejarah, dan ketika ada masalah pergi tanpa beban, serta membiarkan prajurit perang sendiri. Apalagi pergi dg meninggalkan catatan BURUK. Top manajemen yg selalu menutupi juga disesalkan banyak pihak.

Secara berjamaah, lembaga berslogan non-laba, secara bagus berpraktek laba. Masih layakkah disebut organisasi non-laba...?

Sbg lembaga pendidikan swasta berbentuk yayasan, yg dalam beberapa kesempatan (dies natalis) top manajemen bilang akan memberi pertanggungjawaban kepada masyarakat selaku konsumen pendidikan, masyarakat harusnya juga tahu ttg yg buruk2 ini.

Mungkin perlu ada suara dari ikatan orang tua mahasiswa yg membuat surat terbuka mempertanyakan hal ini.

Karena bayi ikatan karyawan yg ada rasanya sudah 'lemes' tak berdaya, tidak solit, saling curiga, dan rawan retak.

Apalagi ikatan alumninya yg tidak ada suaranya, karena sudah terbebani hutang budi.

Yayasan sebagai pendiri juga setali tiga uang, malah melegalkan pembiaran berlangsung.

Mau menunggu peran pemerintah???? Sepertinya kayak mengharap air di musin kemarau...

SOS sepertinya isyarat tepat dari suara nurani yg masih terjaga, nurani yg belum terkontaminasi bagi-bagi rejeki, nurani yg belum terbeli...Apakah saat nuraniku terbeli, aq masih bisa bersuara jernih.?

Nurani disini seperti barang langka....Idealisme hanya ada di bibir saja....

Tuhan sumber kuatku...Tuhan tak bisa dibeli...
Pujilah Tuhan hai jiwaku...Bahwasana untuk selamanya kasih setiaNya...
Dalam naunganNya lebih nikmat meski dianggap aneh dilingkungan nir-nurani..

Amin...